Monday 5 May 2014

Ibu Guru Ningsih Part II

Aku masih ingat itu semua Ningsih, ketika lidah ini kaku berucap hal kecil yang biasa Aku ucapkan kepada Ibu sebelum Dia tidur. Suasana malamnya pun sama seperti ini, ada bintang dilangit, ada bulan juga tapi hanya mengintip dibelakang awan hitam dan ada Awing bersama Dani sedang meibutkan hal kecil soal perut mereka yang mulai lapar.

Kira-kira Kau seperti apa Ningsih ? Aku takut Kamu berubah menjadi Joko berkumis tebal. Yang Aku ingat wangi tubuhmu sangat harum, berbeda dengan bau badan Joko sehabis mengambil air satu ember penuh sore hari. Untuk mengingatmu saja Aku butuh perbandingan sosok yang serupa. Yah minimal Aku bandingkan Kamu dengan artis film panas tahun 90’an yaitu Inneke Koesherawati. Sekarang Dia sudah berjalan kearah yang benar, memakai hijab syar’i menutupi tubuh, Kamu mirip sekali dengan Dia.

Ternyata angin bertiup ke Timur, lalu bertiup lagi ke Barat, kembali ke Timur lalu ke Barat lagi. Itu sebab kipas angin dikamar yang disetting arah anginnya. Ningsih ternyata belum lulus kuliah juga, Aku jadi curiga klo Ningsih itu sebenarnya bego, pantas Dia sampai sekarang belum bisa menemui keberadaanKu saat ini. Apalagi untuk bertemu dosen meminta perbaikan nilai. Tetaplah begitu Ningsih, biar Aku yang lulus terlebih dahulu.

Sejak Kau menghilang secara misterius, Aku sudah menyiapkan hal yang lebih misterius untuk pertemuan Kita yang indah nanti. Kamu tidak perlu tau, cukup tetap menjadi Ningsih yang angkuh tidak pernah membalas SMS kosong tanpa nama dariKu.

Tidak seperti Awing yang bisa membuat wanita luluh oleh lukisan sketsa wajah jurus andalannya. Tidak juga seperti Dani yang berkoar menentang sistem pacaran tapi Dia sendiri gonta-ganti pacar kaya gonta-ganti sempak. Aku punya cinta dan cara sendiri untuk mencinta. Dan sekali lagi Kamu tidak perlu tau, cukup menjadi Ningsih yang sedang merintis karier sebagai guru honorer disalah satu SD negeri pusat kota.

Tak lama Aku pun akan menyusul menjadi honorer di SD yang berbeda. Hebatnya Aku menjadi staff TI mengurusi data para guru honorer seperti Kamu. Iyah Kamu. Yang selalu Aku pantau lewat layar komputer. Dibantu jaringan internet terlemot se Asia tenggara.

Bayangin aja klo Kamu jadi Ningsih, pasti Kamu juga jutekkin aku.

Tapi yang jelas, salah satu dari sekian wanita selain Ningsih hadir. Tepatnya sengaja Aku hadirkan sebagai obat rindu tak terakui ini. Senyumnya biasa saja, kulitnya tidak seputih dan sehalus kulitmu. Tapi ucapan selamat datangnya bisa mengalahkan keramahan kasir minimarket. Semua menjadi alasan untuk mencicipinya sebelum Kamu berhasil menemukan dosenMu dan menemukan Aku.

Jika Ningsih tau, mungkin Dia biasa saja. Jadi, lebih baik Aku dan wanita selingan itu saja yang tau. Ada suasana indah disaat Aku meninggalkan tugas negara dan menemuinya sekedar bilang

 “Hai Kamu cantik sekali hari ini”

Dia tersenyum, mungkin tujuannya membuat wajahnya seakan-akan malu. Dan itu berhasil membuat Aku sendiri yang malu. Tenang saja wanita selingan yang indah, nanti klo Aku sudah berhasil mempraktekkan cara mendekati wanita denganMu, Aku akan mengembalikan Kamu kepada lelakimu itu seorang Filsafat. TujuanKu sebenarnya kan Ningsih, berhubung Kau sekarang begitu menggoda lalu apa yang salah dari ini.

Aku buatkan cerita untuk Kita masing-masing, tolong jangan ceritakan kepada cowo Filsafatmu itu. Takutnya Dia nanti menjadi kafir dan keluar dari agama Islam. Tapi mengembalikanmu kepadanya bukan perkara gampang yah. Kamu sudah ada dihati ini, berbagi tempat dengan Ningsih yang porsinya lebih banyak.

Eh, Aku belum mengenalkan siapa wanita selingan itu. Namanya Unya. Ada noda hitam serupa hama walang sangit dipinggir hidungnya yang indah. Dani selalu bilang kalau itu bukan tahi lalat. Tapi, tombol rahasia yang diciptakan Tuhan kepada Una.

“Fungsinya untuk apa tombol rahasia itu ?”

Dengan santai Dani menjawab “Sebagai tombol darurat ketika bercinta Dia mulai lemas”.

“Hah ... maksudnya ?”

“Setelah Kau pencet tombol itu, Unya akan bergairah kembali bahkan lebih hot”. *Dikeplak

Sepertinya sekarang saatnya mengembalikan Unya kepada cowo Filsafat itu. Dan kembali fokus memburu Ningsing. Karena Aku lupa wajahnya, tidak punya fotonya, akhirnya Aku buatkan sketsa wajahnya.

Ningsih. menghilang secara misterius dan dicari dengan cara misterius


7 comments:

  1. wahahaha puitis puitis tapi ada unsur ngocolnya :p
    btw good job deh sketsanya keren :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha thanks,
      saya sudah masuk sarang semutmu
      kamu belum masuk karung goniku

      Delete
  2. Bolllleeeeehhhhh.....
    like this....

    ReplyDelete
  3. lukisannya bagus juga ya, itu karya asli, tapi sayangnya dalam Islam hukumnya tidak diperbolehkan loh mas.

    Karena seperti menciptakan makhluk sendiri.

    Tapi saya terhibur dengan ceritanya mas, makasih ya hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih kawan. apa yang salah ?
      1. Karena dia (sketsa/lukisan) TIDAK SAYA sembah selain Allah.
      2. Dia (sketsa/lukisan) TIDAK SAYA agungkan dan dimuliakan baik dengan dipasang atau digantung, karena mengagungkan gambar merupakan sarana kepada kesyirikan

      Delete
  4. Ah pengen tahun 90an lagi, biar bisa nonton film panas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha acara masak memasak maksudnya Rif.

      Delete