Ibu Guru Ningsih
(Ingatan lalu yang kembali ditengah sulitnya LDR)
Ibu guru Ningsih
kali ini hanya memberikan materi ringan dikelasnya, mungkin takut dicap sebagai
guru Killer kalau setiap hari
muridnya dipaksa menghafal perkalian, dihukum berdiri ditengah lapangan sambil
hormat bendera klo gak hafal, mau jadi apa penerus bangsa ini ? jadi tukang
hormat bendera ? apa jadi tiang bendera ? sttt sekarang anak-anak lebih hafal lirik lagu Noah dibanding perkalian.
Klo gitu Jelas kan nanti gede jadi apa.
Ningsih
berdiri didepan murid-murid layaknya Erwin Gutawa memimpin orkestra,
murid-muridnya kompak bernyanyi dijam terakhir. Ada yang semangat bernyanyi
sampai-sampai mengabaikan tangga nada, ada yang cuma mangap-mangap lips sing gaya ikan mas koki, ada yang
lupa lirik, dan ada juga yang joget cessar. Sebelum akhirnya berbaris pulang
meninggalkan Ningsih tanpa salaman pamit dan berdo’a terlebihdahulu. Murid yang
aneh.
Kelas semakin kosong dan sunyi tapi Ningsih belum beranjak keluar dari kelas, fikirannya melayang dan batinnya membisikkan untuk segera menjenguk murid kesayangannya Abub. Sudah 1 minggu Abub gak masuk sekolah, kabarnya Abub kena penyakit baru yaitu demam labilisasi, suhu badannya sebentar panas sebentar dingin, kadang bersuhu tinggi kadang juga bersuhu rendah mengikuti indeks saham dunia. Kabar tentang sakitnya Abub didapat dari selembar kertas surat ijin sakit bertandatangan Agus S.Kom kakak kandung Abub, nama yang tak asing dikehidupan Ningsih.
Kelas semakin kosong dan sunyi tapi Ningsih belum beranjak keluar dari kelas, fikirannya melayang dan batinnya membisikkan untuk segera menjenguk murid kesayangannya Abub. Sudah 1 minggu Abub gak masuk sekolah, kabarnya Abub kena penyakit baru yaitu demam labilisasi, suhu badannya sebentar panas sebentar dingin, kadang bersuhu tinggi kadang juga bersuhu rendah mengikuti indeks saham dunia. Kabar tentang sakitnya Abub didapat dari selembar kertas surat ijin sakit bertandatangan Agus S.Kom kakak kandung Abub, nama yang tak asing dikehidupan Ningsih.