Sunday 13 April 2014

Ramalan Kiamat Joko

Di bawah sengatan sinar mentari yang sudah tidak pagi lagi, ditengah lalu lalang kesibukan khas kota urban kutemukan Joko yang sedang dikerubungi masa.

Ku temukan Joko saat sengaja hendak melewati jalan pintas menuju kampus, jalan biasa sedang ada perbaikan. Mungkin sudah diatur atau mungkin ini sengaja diatur.

'Ada apa ini pak.... Ada apa... ?'


'Ini Dek, orang gila yang biasa nongkrong disini, namanya Joko.'



Jawab salah satu warga yang ikut menonton dikerumunan.

'Kenapa orang gilanya dijalan?'

'Yah namanya juga orang gila, mana ada yang dikantor pemerintahan'


Sambil sedikit merasa bego akibat jawaban tersebut  Aku mencoba merangsek ketengah kerumunan. Setelah berhasil mendapat view yang jelas, alangkah terkejutnya Aku melihat sosok Joko yang diceritakan itu.

Duduk diantara trotoar jalan, bersila seperti biksu Tong dari timur, bedanya Joko tidak botak, Dia gondrong, kumisnya juga nyambung sama jenggotnya, rambutnya acak-acakan. Orang gila yang tidak mementingkan penampilan. Berbeda dengan orang normal yang sibuk memikirkan penampilan dan penilaian orang lain.

‘ini kenapa Pak, ko ditonton masyarakat gini sih?’


Pertanyaanku ini selalu dicuhkan, sampai akhirnya seorang wanita muda (salah satu penonton Joko) menjawab.

‘Ini orang gila katanya bisa meramalkan Kiamat’


‘hah..? ‘


‘iyah De, tempo hari saja Dia meramalkan adanya bencana Tsunami di Aceh.’


Sebagai orang gila Joko sudah berhasil membuat banyak orang normal percaya kepadanya. Ingin rasanya Aku memberikan penghargaan atau gelar akademis kepadanya. Kelak namanya akan berubah menjadi Ir.Joko.S.Ag (insinyur joko sarjana agak gila).

‘terus kapan Kiamat datang kata Dia?’


Lagi-lagi pertanyaanku diacuhkan, sampai akhirnya Joko berteriak dengan lantang sambil menunjuk kearah langit.

‘lihat lah semua, diatas langit masih ada langit, planet juga ada, bintang juga ada, bulan ada sebelahnya, tetangganya matahari, lihatlah....’


Warga yang antusias menonton ikut melihat kearah langit, lagi-lagi orang normal mampu diperintah oleh orang gila. Muncul keinginan kedua dariku, yaitu memberi gelar Oscar kepada Joko.

Untungnya Aku tidak ikut melihat kearah langit, karena Aku lebih memperhatikan gestur Joko yang asik. Bayangkan jika ramalan Joko benar adanya, atau benar terjadi, mungkin Joko akan menggantikan tahta Mama Loreng si Peramal Kiamat yang sebelumnya sudah ada.

Joko pun kembali menggemparkan kerumunan penontonnya.

‘hei manusia, Kiamat itu salah satu rukun iman, selain iman kepada rasul dan iman kepada kitab.’


Aku jadi tambah curiga Joko sewaktu normal adalah guru madrasah dikampungnya. Tapi anggapan itu sirna ketika Aku ingat guru madrasah tidak ada yang gondrong.

Diantara penonton Aku lihat tidak ada kamera tersembunyi, Aku takut ini hanya settingan salah satu program televisi. Aku takut Joko adalah salah satu calon president yang berkampanye lewat program televisi.
Sampai satu persatu kumpulan penonton pergi, ramalan Joko tentang kiamat belum juga jelas. Joko sebagai orang gila yang tidak perduli penontonnya kecewa dan pulang. Berbeda dengan orang normal yang ingin diperhatikan, ingin diakui kehebatannya dan ingin memperoleh pengakuan.

Ditengah aksi Joko Aku baru sadar tentang suatu hal. Aku lebih bodoh dan lebih gila dibanding Joko, jika terus berada disini.

Selamat tinggal Joko, Aku buru-buru mau masuk jam kuliah Administrasi Negara dilantai 4 dekat kelas Mira. Nanti akan kusalamkan kamu ke Mira. Piala Osacar dan gelar akademik insya alloh menyusul sebelum kiamat.

Esoknya aku melewati jalan kemarin saat bertemu Joko. Jalannya tetap sama tapi suasananya yang berubah, Joko sudah tidak ada disitu. Padahal Aku berniat mengenalkan Mira yang menemaniKu berangkat kekampus bersama.

'Hai Mira, Kamu tidak beruntung, Joko yang ingin aku kenalkan sudah pergi.' 

Mira diam saja seolah tidak mengerti maksudKu, memang Dia tidak mengerti soal ini. Mira hanya mengerti soal pelajaran Kalkulus. Rasa kehilangan Joko sama seperti rasa kehilangan pulpen, sepele namun berarti besar.

Ingin Aku memukul kepala Mira, tujuannya jelas agar Joko ada yang menggantikan dan warga tidak lagi kehilangan tontonan.

Selamat tinggal Joko. Kiamat yang dimaksud akan tetap datang.


0 comments:

Post a Comment