Friday 28 March 2014

Belajar Dari Tukang Bubur

Entah kenapa hari pagi gue pengen nulis.

Sementara yang lain lebih pengen jadi orang kaya, tetangga gue lebih pengen jadi lebih kaya dan saudara gue gak kalah pengen juga ikut kaya. Semoga tukang bubur masih betah jadi orang miskin, jika si tukang bubur juga ikut pengen jadi kaya, apalah artinya sinetron tukang bubur naik haji.

Pertelevisian Indonesia memang sungguh egois dalam membuat naskah cerita. Mereka fikir hanya tukang bubur saja yang ingin naik haji. Tukang sate juga ingin naik haji, begitu juga istrinya tukang sate yang sekarang jadi tukang jamu, sebelumnya sih jualan uduk, tapi gara-gara sudah jarang anak-anak yang bisa khatam Al-Qur’an, usaha uduk untuk selametan khataman Qur’an bangkrut. Intinya tukang yang lain selain bubur juga ingin sekali naik haji.

Disuatu pagi yang begitu lapar gue memutuskan memilih bubur sebagai korban keganasan gue terhadap makanan. Berjalan angkuh menuju tukang bubur, seharuna tidakseperti itu, karena uang dikantong hanya ada 5.000 rupiah buakan dollar.

“Mang beli bubur...” mengucap gue dengan santun karena sadar uang 5.000 tidak pantas untuk disombongkan, begitu pun 5.000 dollar yang tetap saja tidak pantas disombongkan.

Sibung mengelap mangkok bergambar ayam jago si tukang bubur sempat menjawab, mungkin sebenarnya Dia menjalankan SOP sebagai tukang bubur.

“Oh, iyah, berapa mangkok ? dibungkus atau makan disini ?”


Gue yang saat itu lagi lucu-lucunya alay-alaynya sempet mau jawab...”Kepo deh,,, mau tau ajah apa mau ajah tau?” tapi gak jadi bilang gitu takut dikeplak pake mangkok cap ayam jago. Dan yang pasti gue bukan alay. Dan bubur pun siap sesuai pesanan.

Sebagai manusia yang gak mau ngerepotin manusia lain, gue lebih memilih makan dirumah, bubur cukup dibungkus saja. Kasian klo gue makan bubur disitu, nanti si abang jadi sibuk nyuci bekas gue makan, dan batal berangkat naik haji. Gue takut dosa karena menghalang-halangi umat untuk beribadah.

Tukang bubur tolong do’akan gue nanti ketika menghadap ka’bah. Jangan lupa diTwitPic  fotonya dan mantions ke Tweeter gue @SiKarungGoni. Biar semua followers gue tau, masih ada tukang bubur yang mendo’akan pembelinya ketika naik haji.

Apakah mungkin jika orang kaya yang naik haji seperti tukang bubur? Gue kira Dia lebih serius berdo’a untuk bisa tambah kaya.

Bubur buatan master tukang bubur itu sudah hampir habis, sisanya hanya mangkuk dan sendok. Tadinya gue mau makan buburnya pake sumpit, tapi takut gagal dan frustasi berkepanjangan.
Dari tukang bubur kita harunya bisa belajar makna tentang hidup, gue sndiri belajar banyak dari si tukang bubur. Kecuali belajar bikin bubur. Mungkin Dia takut ada saingan.

#DariTukangBubur kita bisa belajar, jka nasi yang terlanjur jadi bubur harganya bisa lebih mahal dibanding nasi padang serba 7.000.

#DariTukangBubur kita tau niat tulus itu cukup dibuktikan dengan memberi sarapan orang dipagi hari, karena klo disore hari bukan saapan namanya.

#DariTukangBubur mangkok cap ayam jago bisa menjadi mangkok teristimewa. Apalah artinyabubur yang enak tanpa mangkok cap ayam jago. Apalah artinya hidu tanpa manfaat. Dan apalah artinya kalimat ini sampaisekarang pun gue ga ngerti.

#DariTukangBubur diciptakanlah bubur, dan jadilah kita kenyang, dia senang karena dapet uang, kita tenang kaena sudah kenyang.

#DariTukangBubur dari tukang bubur muncullah ide kreatif, sinetron stripin yang tayang sampai ribuan episode, mungkin jika bukan tukang bubur yang diangkat dalam cerita tak akan sepanjang itu. Semoga sinetron tukang bubur masih terus tayang sehingga Emak bisa nonton sambil tiduran diruang tivi.

Selain uang 5.000 tadi gue gak tau lagi cara berterimaksih kepada tukang bubur. Atas kebaikannya selama ini.  Hanya tulisan ini yang mewakilkan semuanya. Semoga seluruh tukang bubur sedunia, oh maafcukup se asia saja, bisa membaca tulisan ini.

Mereka nanti akan terharu dan rela menikahkan anak gadisnya yang cantik.


3 comments:

  1. Ah jadi ga pengen jadi tukang bubur.

    ReplyDelete
    Replies
    1. jadilah presiden indonesia, agar tukang bubur bisa tersenyum.

      Delete
  2. Bosan dengan mangkuk beling? Atau Anda ingin ramah lingkungan untuk tidak menggunakan mangkuk plasti? Coba aja menggunakanmangkuk yang terbuat dari kertas milik Greenpack. Cek aja di sini http://www.greenpack.co.id/ . Sangat rekomended digunakan oleh rumah makan ataupun restoran yang ingin branding usahanya.

    ReplyDelete