Tuesday 25 March 2014

Digital Love Si Karung Goni

Ikutan kuis lagi ? okeh, karena kuis itu adalah tantangan dan gue suka sekali dengan tantangan jadi gue memutuskan untuk ikut kuis ini. Terlebih karena diniatkan sebagai latihan dalam dunia penulisan yang sekarang sudah mulai mainstream dan didasari ingin menjadi pemenang juga meraih hadiahnya pfft. *gue gak pernah menang kuis ngeblog apapun, hina sekali.

SAATNYA KUIS!
Hanya untuk anggota Kancut Keblenger
Posting Digital Love versi kamu, berdasarkan pengalaman pribadi
Judulnya: Digital Love versi gue
Juri: Irvina Lioni Yuniasari
Batas pengiriman posting 30 April 2014
Pengumuman pemenang 5 Mei 2014


Tapi kegagalan menang kuis tak sehina pengalaman cinta gue di Dunia mantan istri Ahmad Dhani ini (sebut saja dunia maya perempuan 40 tahun nama disamarkan).

Menurut guru besar Karung Goni, Digital Love muncul ketika pertamakali saat para digital monster datang ke bumi dengan tujuan menguasai bumi, lalu muncul pemuda yang gagah perjaka dari sebuah desa ingin menyelamatkan bumi dari serangan digital monster, namun si pemuda gagal menyelamatkan bumi, si pemuda terlibat cinta segi tujuh dengan salah satu digital monter, dan mereka hidup bahagia selamanya. Tamat. *apa’an coba?

Digital Love itu berasal dari dua suku kata, yaitu kata Digital yang berasal dari kata Digitus, dalam bahasa Yunani berarti jari jemari.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Digital Love  merupakan sebuah perasaan yang disalurkan lewat 10 jari manusia kepada 10 jari lawan jenisnya sehingga menciptakan 20 jari yang saling berkaitan satu sama lain. Hah, gue yakin kalian lebih bisa menyimpulkan lebih baik daripada ini.

Biar kalian gak terlalu bingung dan menganggap kesimpulan gue itu bodoh, gue sendiri mengartikan Digital Love adalah Cinta yang timbul lewat media digital. Karena cinta itu timbul disaat dua insan atau lebih merasa nyaman ketika berinteraksi satu sama lain, contohnya keseringan chatting jatuh cinta, keseringan BBM’an jatuh cinta, keseringan ngelike status facebook jatuh cinta dan di unfollow akun tweeternya jatuh cinta. *masih ngawur juga.

Okelah lewatkan saja definisi tentang Digital Love, karena cinta memang sulit diartikan dengan kata-kata. Dan yang terpenting adalah pengalaman cinta gue didunia maya yang bakal gue ceritain ke semua Kawancut. *emang penting juga yah ? , lah namanya juga ngikutin tema kuisnya. Yang pasti kisah Digital Love gue berbeda banget, bukan hanya cinta yang tumbuh lewat media sosaia/digital saja, karena ini...

Digital Love Si Karung Goni

Digital Love gue bermula ketika gue masih TK. Jiah,,, anak TK jatuh cinta. Saat itu gue jatuh cinta sama guru TK gue namanya Ibu Ningsih (perempuan 23 tahun nama disamarkan). Entah itu perasaan apa yang pasti saat itu gue seneng banget lihat Ibu Ningsih ketika mengajak semua murid-muridnya bernyanyi.

“Ayo anak-anak ikutin Ibu yah... Ada kodok,, tek kotek tek kotek.” Sambil menirukan gaya sapi Ibu Ningsih terlihat seperti Sapi yang cantik sekarang.

Dan semua murid yang masih polos dan bego mengikuti Ibu Ningsih bernyanyi dengan gayanya masing-masing. Ada yang bernyanyi dengan gaya pesat terbang, gaya AgnesMo, ada yang pintar dengan benar memakai gaya kodok dan gue sendiri mengikuti gaya Glenn di vidio klip Kasih Putih. Wajar Kami masih TK.

Setelah jam belajar selesai semua anak-anak dibimbing baca do’a dan berbaris bersalaman dengan Ibu Ningsih. Dan gue selalu berada diurutan paling belakang. Entah karena gue ingin bersalaman lebih lama atau hanya ingin berduaan dengan Ibu Ningsih lebih lama. Jaman gue TK udah ada Modus juga yah.

Sampailah pada giliran gue berpamitan dengan Ibu Ningsih, teman yang lain lebih dahulu pergi pulang, ada yang dijemput Ibunya, ada yang diculik sindikat penjualan anak, dan ada yang pergi menghampiri penjual mainan diluar kelas. Dasar anak TK.

“Dani, hati-hati yah pulangnya, bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut.” Pesan dari seorang guru TK yang membuat gue melayang jauh diawan, dan akhirnya sadar klo gue naek sepedah bukan naek mobil.

“eeu... Iyah Bu.” Setengah gemetar sambil mencium tangannya yang bau kapur tulis. Hmmm, masih terasa wangi kapur tulis dan debunya yang saat itu membuat gue bersin-bersin. Mungkin bersin itu adalah tanda cinta yang mulai masuk dari lubang hidung yang bersentuhan dengankulit tangan Ibu Ningsih. Cukup lama mencium tangannya sampai akhirnya Dia menyadari ada benda yang dikalungkan dileher gue. Yaitu Tamagotchi.

Buat yang belum tau Tamagotchi itu bahasa JepangTamagotch たまごっち)adalah konsol permainan yang mudah dibawa. Ini diluncurkan oleh perusahan permainan Jepang, Bandai, pada tanggal 23 November tahun 1996 di Jepang. Tamagotchi menjadi begitu viral sehingga masyarakat umumnya tahun 1997. Asal namanya "telur (bahasa Jepang: tamago たまご)" dan "jam tangan(bahasa Inggris: watch)".

memang bentuk dan warnanya bisa menarik perhatian wanita. sum ft : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tamagotchi_0124_ubt.jpeg

Mainan digital itu menarik perhatian Ibu Ningsih, Dia memegang penasaran dan gue mencoba melepaskan demgan paksa dari kalungan leher gue dan saat itu naluri laki-laki gue muncul dengan menunjukkan mainan itu kepada Dia. Entah karena Ningsih yang masih punya sifat keTK-TK’an atau mainan digital itu sungguh menarik akhirnya kami duduk berdua membahas mainan itu. Cesss Modus versi kedua berhasil. *ketawa anak iblis.

Lewat wajah manis dan ayunya terlihat rasa ingin tau bagaimana cara memainkan Tamagotchi pemberian Ayah gue. Dengan gaya sok dewasa gue mengajarkan cara bermainnya. Kami pun melewatkan waktu lama saat itu, saling tertawa dan saling jatuh cinta. Alah.

Sebagai murid TK yang jatuh cinta, gue pun berinisiatif meminjamkan Tamagotchi itu  kepada Ibu Ningsih. Padahal gue sendiri lagi seneng-senengnya sama mainan itu, tapi buat cinta gak apa-apalah.*ini bukan modus ketiga, ini tulus ko.

Dan akhirnya Ibu Ningsih semakin bahagia setelah tau Tamagotchi itu akan dipinjamkan. Guru TK ini suka sekali dengan mainan digital bodoh tersebut, dan gue sendiri suka sekali dengan Ibu guru yang suka mainan bodoh tersebut. Apakah Kami sama-sama orang bodoh ? entahlah, begitulah cinta yang seketika bisa membuat seseorang menjadi bodoh dan hilang akal.

Kami pun berpisah setelah petugas penjaga sekolah marah-marah, “woy,,, udah mau  gue tutup nih gerbangnya.” Ningsih pergi membawa Tamagotchi kesayangan gue, dan gue pergi membawa sepedah berlawanan arah. Dan  gue baru sadar sampai dirumah klo hari ini adalah hari terakhir gue masuk TK, besok sudah mulai masuk SD untuk melanjutkan cita-cita gue sebagai Dokter. Mampus.

Setelah gue dewasa sekarang tak pernah sekali pun melihat Ibu Ningsih lagi, pernah saat itu gue nyamperin ke TK lama, sayangnya TK gue udah kena gusuran. Kini entah Dia sudah menjadi dosen atau menjadi digital monster. Gue gak tau. Rasa cinta dan rasa kehilangan mainan digital itu tak akan hilang seiring berjalannya waktu. Memang cinta tak mengenal usia, dan tak mengenal media.

Semoga Ningsih bisa tamat memainkan game digitalnya dan gue tamat kuliahnya. Perasaan gue saat ini.

Selamat jalan cinta dan mainan digital ku, sampai jumpa diplanet digital monster lain waktu. Seandainya Ningsih tau gimana persaan gue sebenarnya, walaupun cinta Kita beda usia, sudut pandang Kita berbeda, Dia sudah S2 gue masih di TK. Tapi inilah cinta, inilah Digital Love gue, mana digital love Kawancut ?




0 comments:

Post a Comment