Perkenalkan
INI AYAH SAYA.
Dia
pernah menulis harapan tentang saya dipostingan INI. Sebagai anak yang tidak
ingin menjadi batu dan cerita rakyat akibat kutukan, haruslah saya menjawab
harapan sang Ayah.
Kamu
juga harus bisa menjawab harapan orangtuamu yah, jika sudah kau lakukan dan
ternyata tidak sesuai harapan, jawab saja “Keadaan tidak selalu sesuai dengan
harapan, dan kecewa sangat dekat dengan sebuah harapan yang gagal didapatkan.” Oke, terimakasih atas semua jawaban
itu, saya tidak mau bertanggungjawab penuh atas keselamatan hidup kamu. Bisa saja
setelah menjawab kamu jadi batu atau cerita rakyat.
Kata
si ayah dalam tulisannya “Untuk Calon Anakku” dahulu aku masih berbentuk
cairan, ruhnya pun masih disurga, sampai detik ini aku lupa bagaimana bentuk
surga. Oleh karena itu, didunia aku harus mentaatinya sehingga dapat kembali
ketempat awal kuberada.
Dia
juga berjanji akan mencarikan calon ibu yang terbaik, yang ditelapak kakinya
ada surga yang paling indah sehingga dapat mengingatkan aku tentang tempat awal
berada. Terimakasih sudah berusaha memantaskan diri untuk ibu, selanjutnya
kupantaskan diri ini sehingga kau bangga pula terhadapku. Ibu yang cantik dan
baik yang pernah kau berikan kepadaku, tanpa kawat gigi yang membuat mataku
silau kebahagiaan semua dunia. Tak mungkin ayah kubuat ibu kecewa, sifat
tempramentalnya dapat mewujudkan cerita rakyat dan membuat aku kaku seperti
batu. Percayalah.
Kupaksa
kau nanti bekerja keras mencari nasi, susu formula terbaik tapi aku lebih suka
susu ibu sama sepetimu ayah, aku ingin sekolah tanpa gur dan kepla sekolah yang
pedofilia, mainan yang mengembangkan imajinasi kekanak-kanakanku dan uang
banyak untuk jajan. Disamping itu semua kau benar, aku butuh bangga siapa
ayahku ini.
Alangkah
bangganya aku ketika melihat disalah satu situs pencarian yang mainstream
(google), ayah ternyata seorang blogger, vocalis sebuah band juga dan lelaki
hebat yang menempati urutan pertama dalah halam situs pencari. Waktu itu ku
ketik “Dani Maulana” nama ayah tidak ada, adanya korban tewas di GBK, kukira
itu ayah, ternyata bukan, ayah masih ada diurutan bawahnya. Tenang ayah,
mungkin trafik blogmu belum banyak. Makannya kalo nuis tuh yang bermanfaat,
opini aja dibanyakkin. Maaf ayah bukan meledek, jangan kutuk aku.
Intinya
ditulisan ini aku ingin mengucapkan terimakash untukkmu ayah. Kau sudah tidak
membuangku waktu masih berbentuk cairan. Mungkin calon kakakku yang sempat kau
buang dikamar mandi juga memaklumimu. Bagaimana susahnya menahan hasrat
ditengah genjatan paha dan dada dimedia sosial.
Terimakasih
ayah, INI AYAH SAYA dari Calon anakmu.
Ah keren, kak. Jadi kgn Ayah. :')
ReplyDeleteUcapkan terimakasih kepadanya, dan do'akan dia :)
Deletesempet gak ngerti awalnya maksut ini postingan
ReplyDeleteabis baca post sebelumnya baru deh ngerti
hehhee
akhirnya ada yang mengerti juga :)
Delete*senyum mesem-mesem...*
ReplyDeleteMungkin karena anggapan tabu, ada kalimat yang dirasa 'begimana' tapi jika itu diabaikan dan dibaca kalimat-kalimatnya.. ini keren...
biar lebih paham dan mesem, mending baca ini dulu kan ya... http://www.danimaulana.com/2014/05/untuk-calon-anakku.html
iya betul, saya senang membuat pembaca yang memaknai sendiri. Thanks
Delete