Friday 15 September 2017

Cover Buku Opini Si Karung Goni

Khusus untuk kamu yang sudah dari kemarin sibuk bertanya-tanya kenapa judul buku ini Opini Si Karung Goni, alangkah sebaiknya untuk saya jelaskan terlebih dahulu agar semuanya jadi baik-baik saja. Untuk kamu yang sudah mengerti, ya, puji syukur alhamdulillah. itu berarti menendakan kamu orang yang sangat menghargai dan sangat mengikuti beberapa aksi-aksi cukup brutal, metal dan binal saya selama hidup di dunia ini dan itu sungguh membuat saya semakin senang dan cinta. Tuh, saya jadi geer sendiri deh. Yah, terbang deh, nih lihat saya mulai terbang, yah kepentok lampu deh.

Oke, Opini Si Karung Goni adalah salah satu mimpi besar saya saat pertama kali memutuskan untuk menjadi penulis juga menulis (namanya penulis yah nulis lah). Pelan-pelan mimpi itu terwujud dengan lahirnya buku saya ini. Saat awal masa karir menjadi seorang blogger, saya memutuskan membuat konsep disetiap tulisan saya bahwa tema-nya adalah OPINI. Lalu, Si Karung Goni sendiri nick name saya, nama samaran saya, nama panggung atau apalah, lebih mudah menemukan saya dengan nama itu di kolom pencarian google, penjelasan tetang nama itu ada di dalam buku ini. Jadi yang akan tahu arti juga sejarah dari Si Karung Goni, ya, yang punya buku ini. Makannya beli...!!!


Ini covernya ya. Opini Si Karung Goni. Harusnya tanggal 1 Oktober 2017 sudah beredar di semua kalangan muda mudi yang bisa baca tulis. Yeee!!!

Isi buku ini, adalah kumpulan materi stand up comedy yang sudah pernah saya bawakan bahkan yang masih tersimpan di draft. Ditambah beberapa premis yang saya pernah lempar di akun media sosial dan mendapat respon yang baik, lalu saya kembangkan premis tersebut menjadi sebuh cerita. Tentu, ada catatan harian yang berhasil saya catat juga ingat, dari kejadian yang saya anggap menarik untuk dibahas dan ditertawakan bersama.

Sekarang, kita bahas dulu Judul Opini Si Karung Goni. Saya rasa adalah salah kalau masyarakat tidak diberikan kesempatan punya opini sendiri-sendiri. Opini jangan dibentuk oleh media. Itu menurut Nick Rhodes personel Duran Duran dalam wawancaranya dengan Hilman di buku Lupus. Walaupun bukan doa, saya amini pernyatan ini.

Ketika saya melihat suatu kejadian dan bergumam dalam hati hingga menjadi sebuah pertanyaan.

Kenapa itu bisa?
Kenapa begini?
Kenapa begitu?

Lalu berpendapat dengan keterbatasan ilmu.

Harusnya kan begini? Seharusnya begitu?
Bagaimana kalau?

Oh Tuhan, indah sekali jika semuanya mampu tersampaikan. Apalagi ketika respon dari orang banyak menyatakan hal yang sama. Oh iya yah... Iya juga yah..  Bener juga nih. Disitulah kenikmatan tertinggi dalam beropini.

Sekian saja yah pembahasannya. Nanti kalau saya teruskan jadi gak penasaran, jadi gak jadi beli bukunya, jadi bikin sedih saya, istri, anak, keluarga, teman, penerbit, percetakan, desainer cover dan semua orang yang terlibat dalam pembuatan buku ini. Hatur nuhun.... Salam sayang....

4 comments:

  1. masih lama nih munculnya hem

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya inginnya cepat tapi untuk apa jika tidak lebih baik. Lebih baik tidak

      Delete
  2. Akhirnya udah tahu penerbit mana. Udah lama nggak ngikutin dunia penerbitan, ternyata masih ada penerbit yang menerima opini atau cerita macam diary gitu, ya. Semoga laris bukunya! :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tanpa penulis penerbit seperti mesin cetak tanpa tinta. Aminnn. Terimakasih Yoga

      Delete