Saturday 4 July 2015

Siapakah Sosok Ocit Sebenarnya

Hai kawan Ter-Karung... Wabilkhusus yang sudah punya novel gue. Masih inget Ocit Si Anak Kali Sekarang? Dia adalah salah satu tokoh yang ada diantara beberapa judul yang ada di novel pertama gue Lusi Si Ilusiana - Ilusi Cinta di Serang Banten 1997. Siapakah sosok Ocit yang sebenarnya? Apakah dia hanya tokoh fiksi yang gue ciptakan atau dia adalah sosok nyata? Baiklah dipostingan kali ini gue bakal ceritain sosok Ocit yang sebenarnya.

Didalam novel gue Ocit digambarkan sebagai anak kali misterius yang bertemu Agra lalu memberikan ilmu yang sangat berarti dalam hidup. Banyak yang bertanya apakah benar Ocit itu makhluk halus penunggu kali atau dia adalah salah satu finalis kontes Hijab?

Kejadiannya sekitar 2tahun yang lalu, ketika gue masih bekerja sebagai Asisten Kepala Toko disalah satu perusahaan retail sebut saja Indomampet saingannya Agakmampet.

Ditugaskan ditempat yang baru membuat gue harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru juga, outlet yang baru dibangun saat itu dikawasan industri Nikomas Tambak Serang Banten. Gue untuk pertamakalinya menemukan sosok Ocit (katanya nama aslinya RoSHIT...) Umurnya bisa gue tebak sudah cukup dewasa atau 24, tapi tubuhnya kecil seperti anak SD kelas 6. Dan ternyata dia autis.

Setiap hari Ocit berkunjungan ke outlet tempat gue bekerja, membeli 1 botol Mizone seharga 3.400,- dengan membawa uang 1.000,- bisa ditebak siapa yang membayar sisa kekurangannya? Iya gue atau petugas apes yang kebetulan kedatangan dia.

Kami tidak bisa marah dengan kelakuannya itu, marah dengan orang seperti Ocit artinya menyatakan diri lebih autis daripada dia. Bahkan saat dia berbuat hal yang mengesalkan (contoh: beli roko pake seharga 15.000,- dengan uang 1.000,-) kami tak mau marah. Takut dikira gila.

Hal lain dari Ocit yang menarik adalah dia selalu datang pagi hari, hampir setiap pagi sekedar untuk menyapa, dengan muka bangun tidurnya, lengkap belek diujung matanya, lengkap bekas ilernya juga dan gigi kuningnya. Pernah sewaktu pagi gue sedang sarapan dan disapa Ocit, alhasil sarapan yang sudah masuk diperut gue kembali keluar dengan indah setelah melihat mukanya Ocit.

Setiap sore hari Ocit selalu datang didepan outlet, membukakan pintu bagi konsumen yang ingin masuk, mengucapkan salam walau tidak jelas terdengar, ada yang takut, ada yang senang dan ada yang kesal karena tidak jarang dia iseng kepada konsumen.

Manakala sedang ada promo yang berjalan dioutlet Ocit pun hadir, menari-nari mengikuti irama musik yang dia dengar lewat speker besar yang tim gue pakai untuk menarik perhatian konsumen. Toko jadi ramai entah karena promosi atau karena ada Ocit disana.

Gue kangen Ocit, kepolosannya, kebegoannya, semuanya. Pelajaran yang gue dapet dari dia adalah hidup itu tidak usah perduli perlakuan orang lain, walaupun hampir setiap hari dia dibully yang terpenting perlakuan kita terhadap orang lain. Seperti Ocit yang tidak perduli dia dibully, membalas atau melawan saja dia tidak mampu, yang penting dia bisa tertawa dengan Mizone yang dia dapat dengan harga 1.000,-

Gue gak bisa banyak ngebahas Ocit disini, kalau lo penasaran silahkan datang saja ke Industri Nikomas atau cerita lebih lengkapnya ada di novel gue. Dan ini adalah sedikit part tentang Ocit dinovel gue.

Setelah beberapa hari berlalu, Lusi bilang jangan suka maen ke kali diujung jalan, suka ada penampakan anak kecil yang mancing dikali kalau sore-sore, katanya sih tuh anak keturunan bangsa Jin, ada yang bilang juga korban pembunuhan yang tempo hari geger dikampung.
Kampret... berarti kemaren aku ngajak ngobrol anak Jin, pantes ajah si Ocit mukanya agak pucat gitu, tingkahnya aneh dan tatapannya kosong.
Inspirasi itu bisa didapat dimana saja dan kapan saja, bahkan Ocit yang belum jelas makhluk apa bisa ngasih inspirasi, dari situ aku dapat pelajaran berharga banget. Thanks Ocit semoga kau tenang dialam sana, lupakan saja obrolan sore kemarin.

***

            Tahukah kamu setelah kejadian tersebut aku langsung membuat sebuah puisi, masih sedikit ingat isinya sedikit, semoga hampir sama seperti puisi yang sudah dikumpulkan untuk tugas pelajaran bahasa indonesia saat itu. Kira-kira seperti ini puisinya :

“Wahai sore yang indah, merasakah iri engkau kepadaku sekarang. Karena aku sudah punya tempat baru yang nyaman. Aku juga sudah punya teman yang menyenangkan sekarang. Sekarang engkau mau apa lagi wahai sore yang indah ? oh iya engkau akan berganti dengan malam yang tak kalah indah pula.”
 --- Tb. Agra Al- bantani ---
 
Ocit

24 comments:

  1. baca ini, aku jd kepengin baca novelnya :).. jd penasaran baca ttg ocit

    ReplyDelete
  2. Ocit normal kan, mas dani? .....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kamu tidak baca paragraf ke-4 dengan baik. Ayo baca ulang

      Delete
  3. klw novelnya laku berarti kudu harus dikasi sedikti ke Ocit... soalnya dia dibawa2 ke novel mas :D oh iya saya follow blognya ya mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silahkan follow dan terimakasih sudah mau rendah hati memfollow ;)

      Delete
  4. Ociitt :'))
    Gila aja ya, Mizone harga seribu. Gue juga dong mau beli disitu. Heuu.

    ReplyDelete
  5. Jadi, siapakah sosok ocit sebenarnya? penasaran woy pensaran -_-

    ReplyDelete
  6. padahal saya udah penasaran pengen mengenal ocit lebih dekat dan jika boleh akrab, supaya kita bisa menyatu hati gituh....

    SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1436 H.
    TAQABBAL ALLAHU MINNA WA'MINKUM

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf lahir batin juga sebelumnya :)
      Lebih lengkap kuceritakan didalam novel jika mau dan punya uang bisa dibaca disitu

      Delete
  7. Ocit~ Halooo~

    Kak, bukunyaaa, kak... Boleh dibeli dengan harga seribu gak? Ini aku. Ocit. :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Boleh... sertakan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan :p

      Delete
  8. sosok seperti Ocit ini, ada juga di dekat rumah, tapi tidak pernah beli mizone harga 3.400 dengan uang seharga 1000 ribu, tapi sosok ocit ini cukup lucu juga bikin gemes dan kesal pastinya....

    SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1436 H.
    TAQABBAL ALLAHU MINNA WA'MINKUM

    ReplyDelete
    Replies
    1. maaf lahir batin juga mas zulham. saya yakin banyak sosok seperti ocit diluar sana :)

      Delete
  9. minta beliin mizone ama ocit aja ah biar murah

    ReplyDelete
  10. Gue belum punya novelnya niih. :(
    Eh eh eh tapi kalau bayar mizone cuman seribu dan gak ada yang marah gue mah juga mau pura-pura autis. Huehehehe.

    ReplyDelete
  11. men, sungguh petugas indomampet yang baik hati. sangat mengerti.... pantaslah sekarang indomampet lebih rame dari agakmampet. ternyata dia itu tokoh nyata toh

    ReplyDelete
  12. Ocit seorang yang nyentrik abis hahaha
    pengen beli bukunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jangan beli ih kalau gak punya uang, minjem aja sama Ocit biar kamunya diminta uang seribu :p

      Delete