Saturday, 3 January 2015

Mahasiswa Senior Menasehati Juniornya

Cerita ini terjadi 4 bulan lalu ketika gue masuk di salah satu ruangan tepatnya di gedung baru lantai 3 untuk mengikuti Mata Kuliah Pengantar Akuntansi II. Mata kuliah ini gue ambil ulang karena pada semester II lalu gue gak lulus mata kuliah ini. Mau tidak mau gue harus ambil MK ini demi kelangsungan hidup gue sebagai mahasiswa.

Klo gue gak ngambil MK ini lagi, kemungkinan besar gue gagal wisuda tahun ini dan harus mengulang di tahun depan.
Jangan dahulu lo menyangka gue goblog sampai disini karena gak lulus MK Akuntansi, gue gak lulus bukan karena goblog atau bukan juga karena malas dan bodoh, tapi karena gue gak faham sama sekali sama Akuntansi. Oke silahkan lo bisa bilang goblog sekarang.


Sulit buat gue membuat neraca keuangan, laporan keuangan, membaca saldo awal, laba dan rugi yang nominalnya ratusan sampai jutaan rupiah. Yang parahnya lagi uang fisiknya sama sekali gak ada ditangan gue, Cuma ada tulisannya dan contoh soalnya doang. Itu sama aja lo punya hati tapi gak ada cinta. Percuma...

Dalam bidang konsentrasi ilmu yang gue ambil yaitu  soal ekonomi manajemen, peranan dari Akuntansi itu sangat penting loh dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama bagi pengambil keputusan, para manajer, dan profesional. Masalahnya mereka kan yang bertugas mengambil keputusan, kenapa harus gue coba yang pusing. Dasar manajer bego, makannya kuliah yang bener biar bisa ngambil keputusan sendiri.

***

Oke kita lupakan Akuntansi sejenak, saat gue memasuki ruangan tersebut gue merasa asing. Bayangkan gue yang semester 8 bahkan lagi mengerjakan skripsi waktu itu, harus berbaur dengan anak semester 2 yang baru masuk kuliah kemaren. Bayangkan suasana kelas waktu itu, berisik sumpah gue kaga tahan.

Gue sih asik-asik aja, soalnya tampang gue masih unyu seperti anak semester 2. Jadi, masih pantes lah sejajar dengan mereka di kelas dan gak dipanggil Om pas masuk atau dikira dosennya. Yang jadi masalah adalah ketika salah satu siswi semester 2 mengajak gue ngobrol.

“Hai, anak baru yah?”

“Hehehe, iya hai, bukan ko udah lama.(lama banget, lebih lama dibanding lo semua yang ada dikelas ini).” Yang dalam kurung itu jawaban lewat hati.

“Tapi ko jarang liat yah.”

“Iya saya jarang keliatan, kecuali kamu punya mata batin.”

“Loh berarti kamu setan?”

“LO TUH YANG SETAN,,,!!!” jawab kesel gue, tapi hanya diucapkan didalam hati saja dan menjawab dengan pelan “Stttt... saya hanya mengulang ko mbak di kelas ini, sekarang lagi ngerjain skripsi.”

“Hemmm, berati Kakak ini senior saya dong?”

“Iya senior yang bego dan terjebak masa lalu susah move on jadi ngambil MK ini lagi.”

Siswi itu namanya Murni, dan sekarang resmi dia satu-satunya siswi dikelas itu yang tau klo ada senior yang menyusup dikelas anak semester 2. Yaitu gue.

Dengan berbagai penjelasan dari gue yang dibuat agar dia mengerti mengapa harus ada keadaan yang sekarang gue alami dan sedikit ancaman untuknya agar Murni tidak banyak bicara dan cerita ke siswa lainnya. Gue malu klo ketahuan, ketahuan senior yang bego.

Murni banyak membantu gue melewati kontrak ulang MK ini, dari mulai ngasih contekan, ngasih catetan dan 
ngabsenin gue klo males masuk. Tapi sayangnya dia gak pernah beliin gue makan siang dan minum. Dia juga pandai berakting didepan kawan-kawannya yang curiga akan keberadaan orang asing seperti gue.

Gue banyak berpesan kepada dia, terlebih soal kehidupan kuliah yang belum dia tau tapi sudah gue rasakan. Menasehati Murni agar tidak seperti gue yang gak perduli sama pelajaran dan nilai lalu akhirnya jadi repot saat menjelang semester akhir.
“Menurut Kakak, sama tidak waktu itu dengan sekarang, yah waktu Kakak masih semester 2 ?”

“Iya sama, masih mikirnya senang-senang aja, bercanda aja, males-malesan kuliahnya, sifat SMU masih kebawa kebangku kuliah.”

“Contohnya?”

Kenapa Murni harus menanyakan hal ini ke gue, jadi bingung mau jawab apa. Klo gue jawab jujur itu sama aja gue ngebongkar aib masa lalu, tapi klo gue gak jujur gue takut kedepan nasib Murni sama kayak gue.
Dulu gue seperti mereka, kuliah yah biar gak bete aja dirumah, sekedar ngisi absen dan kadang tujuan lain diluar kuliah lebih mendominasi. Alhasil beberapa mata kuliah gue ancur nilainya. Keseriusan dalam belajar hampir gak ada di hati gue.

Murni yang mendengarkan nasehat gue dengan amat serius seolah sedang dinasehati orang yang tepat. Padahal klo dia sedikit berfikir mungkin Murni akan sadar, bahwa dia dinasehati orang yang kuliahnya gagal.

Gue bilang ke Murni, kuliah lo yang bener, fahami ilmunya, jangan anggep enteng penjelasan dosen dan banyak-banyak bergaul sama orang yang serius belajar. Agar lo terhindar dari godaan temen yang ngajak bolos pas jam kuliah.

***

Akhirnya dalam waktu yang ditargetkan gue berhasil menyelesaikan kontrak ulang ini. Dan tandanya harus berpisah dengan Murni dan siswa lain yang ada dikelas tersebut.

Gue mau Murni bisa belajar dari orang gagal seperti gue, apalagi klo Murni bisa membaca gerak-gerik gue saat mengikuti mata kuliah dikelasnya yang cenderung tidak nyaman. Rasa tidak nyaman berbaur dengan masa lalu buruk yang pernah dilalui dan menyebabkan sekarang menjadi repot.

Nah, menurut kalian apa yang bisa diambil hikmahnya dari cerita ini ? silahkan share di kotak koment, jika gak ada hikmahnya berati gue ngantuk dan berhasil nulis cerita ini tanpa memberi tujuan khusus selain menambah jumlah postingan aja, Dah...



             

11 comments:

  1. Kalau udah kuliah berarti harus makin dewasa dan berpikir jauh. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dewasa apa beradegan dewasa? mikirnya jangan jauh-jauh nanti lupa pulang. :D

      Delete
    2. Bisa jadi keduanya, karena manusia kan kadang kayak gitu. :D
      Ga jauh-jauh kok, asal sesuai aja sama diri sendiri.

      Delete
  2. nggak cuman sekedar absen sama lulus ditiap matkul,tapi kita juga paham sama apa yg kita pelajarin dan ilmunya dpt. tapi gue juga kadang masih ngejar yg penting matkul ini lulus, matkul itu lulus tanpa dpt esensi ilmunya --"

    ReplyDelete
  3. Lebih dewasa intinya ya kan bang dhani.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dewasa dan menerima ilmu walaupun dari orang gagal.

      Delete
  4. dalem amat --> "Itu sama aja lo punya hati tapi gak ada cinta. Percuma..."

    btw tuiter gw udah ga aktif, klo mo hub gw ke yandhi.ramadhana@gmail.com aja. Itu juga klo lo mau :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kenape akun lo, kena hack yah? bikin lagi atuh yang baru. Iya nanti gue kirim kontak gue ke email lo Yand

      Delete
  5. Hikmah yang dapat diambil : Nanti kalo kenalan sama junior, jangan minta contekan aja, tapi minta beliin makan, minum, kalo perlu bayarin duit kosan.

    Haha. Becandaa.
    Oiya mas dani, kalo khilaf mau main ke blog lagi namanya devafredeva.blogspot.com ya, yang devadevow.blogspot.com kemaren udah ganti nama soalnya. Hehe. Makasih sebelumnnya. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oke Deva, meluncur nih kesana ke Blog baru kamu, mau minta contekan, makan sama minm juga yah :p

      Delete