Aku dan Lusi sudah
berbeda tempat tinggal, berbeda daerah juga, Lusi sudah tidak lagi di Serang Banten sepertiku, dia di
Jakarta untuk memasuki SMU favorit disana tapi masih planet bumi, sehingga aku
tidak usah repot jika rindu, cukup menelponnya saja atau sebaliknya Lusi yang
menelpon seperti saat ini. Lewat percakapan telepon dia masih saja berilusi.
“Agra, masih inget gak
setelah dari Rumah Makan Pengemis kita pergi ke sebuah benteng peninggalan
pejajah di situs purbakala Banten.”
“Masih ku ingat, waktu
itu kamu bilang bentengnya awet banget ga rubuh-rubuh.”
“hahaha” tawa lepas
khas Lusi.
“Kata kamu benteng ini
dibuat dari campuran terigu dan telur Dinosaurus, sehingga bebatuan saling
merekat kuat satu sama lainnya. Melindungi penjajah yang takut sama bambu
runcing.”
“Kata kamu juga Lusi,
bambu runcing itu sebenarnya bukan senjata, tapi makanan khas masyarakat yang
dijajah.”
Tugu Bambu Runcing Digulis (sumber foto: Tumblr.com) |
“Benar itu Gra,
jangankan makan nasi dan ikan, baju pun mereka hanya punya satu kering dibadan, semua
dirampas penjajah yang kejam. Oleh karena itu si bambu yang tadinya tidak
runcing menjadi runcing akibat digigit sedikit demi sedikit oleh masyarakat
Indonesia yang lapar akibat sekian lama terjajah itu.”
“Oh begitu yah Lus.”
“Iya Gra, sebenarnya
para penjajah itu salah faham, rakyat Indonesia saat itu bukan melawan dengan
bambu runcingnya, melainkan rakyat Indonesia yang terkenal ramah saat itu
hendak menawarkan bambu runcingnya kepada penjajah, siapa tau mau, kan gurih ih, eh taunya
malah takut dan lari.”
“Hahaha, salah faham
itu membawa kita kedalam sebuah kemerdekaan hingga saat ini loh.”
“Jadi kamu Gra nanti
harus jelaskan itu semua kepada guru sejarahmu di SMU Negeri 1 Pontang, biar salah faham ini
tidak berlarut sampai anak cucu.”
“Terimakasih Lusi, kau
ceritakan masalah itu kepadaku, sehingga semuanya membuat aku semakin sulit
percaya, kau ini siswi SMU atau Ilusionist.”
Dan percakapan lewat telepon
harus terhenti gara-gara Lusi ijin mau ke dapur, kutanya apakah dia lapar dan
ingin makan ? tapi tidak Lusi jawab, mungkin karena Lusi takut aku tawarkan makan
bambu.
Besok mau upacara
bendera, harus bangun pagi dan tidur awal, untungnya tadi suara Lusi membuatku sedikit
ngantuk dan semakin rindu akan cerita ilusinya.
Aku akan berjanji akan mencoba menceritakannya kembali khusus kepada kalian semua, ilusinya yang tiada pernah ada habisnya. baik disetiap perjumpaan kami waktu itu, yang saya bisa tebak kamu sudah mulai sedikit suka dengan ilusi si ilusiana. Maaf aku sudah dari dulu.
Aku akan berjanji akan mencoba menceritakannya kembali khusus kepada kalian semua, ilusinya yang tiada pernah ada habisnya. baik disetiap perjumpaan kami waktu itu, yang saya bisa tebak kamu sudah mulai sedikit suka dengan ilusi si ilusiana. Maaf aku sudah dari dulu.
Haha, gimana enaknya yah, seandainya ada kue dibuat dengan campuran telur Dinosaurus, Mas?, hhehe.
ReplyDeleteTelur Dinosaurus yang dimaksud Lusi bukan untuk campuran kue, tapi sebagai bahan/material perekat bangunan benteng yang ada di Banten
DeletePengalamannya pasti berkesan ya mas, ampe ingat begitu detailnya, ^.^
ReplyDeleteSemoga ada hikmahnya buat pembaca, makasih banyak. ^.^
Hanya fiksi Mas Adam, respon dan manfaat saya kembalikan lagi kepada para pembaca. Terimakasih kunjungannya :)
Deletehehehe.. bambu runcing.. bisa jg dibuat lalapan..heheh
ReplyDeleteMakanan pokok pengganti nasi, setelah tak punya apa-apa lagi untuk dimakan akibat penjajahan yang cukup lama.
Deleteijin blogwalking dulu yaa, gak sempet baca semua artikelnya tapi hehe, ntr saya lanjut lagi, sukses selalu :)
ReplyDeleteBebas, terimakasih do'a dan kunjungannya :)
DeleteBener-bener ilusi -____-" btw kalimat jakarta tapi masih planet bumi kok agak nyinyir ke kota gue yang lagi hot yah? wkwk sial uda gue post juga http://langitayu.blogspot.com/2014/10/ada-apa-dengan-bekasi_10.html
ReplyDeleteGak maksud nyinyir kota Bekasi seperti para pengguna media sosial lainnya ko, kalimat "Jakarta tapi masih planet bumi" itu saya gunakan untuk menunjukkan masih ada kesempatan Agra berkomunikasi dengan Lusi.
Deletekeren, tulisan nya rapi! yang semangat ya nulisnya
ReplyDeletehanya bisa bilang waw gue bang ;o
ReplyDeletegue juga deh... WAW
DeleteBagus mas. Eh 2005 udah SMU? Gua baru SMP. Tua aja ya itu. hih
ReplyDeleteBanyak yang masih muda mati duluan, eh :p
DeleteIni ceritanya bagus idenya, sayang banget eydnya kurang rapi, ehehe. Semangat, ya. Keep blogging :)
ReplyDeleteSaya mah manusia, jauh dari kata sempurna dan mersa tidak pantas memakai Ejahan Yang Disempurnakan (EYD). Thanks and keep blogging.
Deletebuset 2005 udah SMU mas, dan waktu itu emang namanya masih SMU ya? keknya SMK belom adaaaa.
ReplyDeleteSebagai Ayam kamu memang jelas-jelas sakit. SMK, SMA, STM dan SMU sama aja, semuanya berada di TENGAH
DeleteHai ijin blogwalking ya ;-)
ReplyDeleteAda info lomba blog nih. Klik link di blog ini ya. Makasih :)
Gak usah ijin, blognya gak ada yang punya, silahkan nyepam semaunya, klo gak malu. hehehe kalem
DeleteTugunya keren, yah. :D
ReplyDeleteKaya bocah, liat gambarnya doang
DeleteWoa, saya sudah baca postingnya kok, cuma emang lebih tertarik ke gambarnya. :D
DeleteAgra bakal jatuh cinta sama Lusi atau tidak yah?
ReplyDelete