Friday, 10 October 2014

Ilusi Si Ilusiana Part 2 Bambu Runcing

Sekarang kamu akan ku bawa lagi ke era tahun 2005, tepatnya saya sudah masuk SMU kelas X. Begitupun Lusi yang pernah aku ceritakan sebelumnya, masih ingatkah cerita Rumah Makan Pengemis Banten yang diceritakn Lusi ? kuharap kamu masih ingat agar cerita selanjutnya ini tidak menjadi samar.

Aku dan Lusi sudah berbeda tempat tinggal, berbeda daerah juga, Lusi sudah tidak lagi di Serang Banten sepertiku, dia di Jakarta untuk memasuki SMU favorit disana tapi masih planet bumi, sehingga aku tidak usah repot jika rindu, cukup menelponnya saja atau sebaliknya Lusi yang menelpon seperti saat ini. Lewat percakapan telepon dia masih saja berilusi.

“Agra, masih inget gak setelah dari Rumah Makan Pengemis kita pergi ke sebuah benteng peninggalan pejajah di situs purbakala Banten.”

“Masih ku ingat, waktu itu kamu bilang bentengnya awet banget ga rubuh-rubuh.”

“hahaha” tawa lepas khas Lusi.

“Kata kamu benteng ini dibuat dari campuran terigu dan telur Dinosaurus, sehingga bebatuan saling merekat kuat satu sama lainnya. Melindungi penjajah yang takut sama bambu runcing.”

“Kata kamu juga Lusi, bambu runcing itu sebenarnya bukan senjata, tapi makanan khas masyarakat yang dijajah.”

Tugu Bambu Runcing Digulis (sumber foto: Tumblr.com)
“Benar itu Gra, jangankan makan nasi dan ikan, baju pun mereka hanya punya satu kering dibadan, semua dirampas penjajah yang kejam. Oleh karena itu si bambu yang tadinya tidak runcing menjadi runcing akibat digigit sedikit demi sedikit oleh masyarakat Indonesia yang lapar akibat sekian lama terjajah itu.”

“Oh begitu yah Lus.”

“Iya Gra, sebenarnya para penjajah itu salah faham, rakyat Indonesia saat itu bukan melawan dengan bambu runcingnya, melainkan rakyat Indonesia yang terkenal ramah saat itu hendak menawarkan bambu runcingnya kepada penjajah, siapa tau mau, kan gurih ih, eh taunya malah takut dan lari.”

“Hahaha, salah faham itu membawa kita kedalam sebuah kemerdekaan hingga saat ini loh.”

“Jadi kamu Gra nanti harus jelaskan itu semua kepada guru sejarahmu di SMU Negeri 1 Pontang, biar salah faham ini tidak berlarut sampai anak cucu.”

“Terimakasih Lusi, kau ceritakan masalah itu kepadaku, sehingga semuanya membuat aku semakin sulit percaya, kau ini siswi SMU atau Ilusionist.”

Dan percakapan lewat telepon harus terhenti gara-gara Lusi ijin mau ke dapur, kutanya apakah dia lapar dan ingin makan ? tapi tidak Lusi jawab, mungkin karena Lusi takut aku tawarkan makan bambu.

Besok mau upacara bendera, harus bangun pagi dan tidur awal, untungnya tadi suara Lusi membuatku sedikit ngantuk dan semakin rindu akan cerita ilusinya. 

Aku akan berjanji akan mencoba menceritakannya kembali khusus kepada kalian semua, ilusinya yang tiada pernah ada habisnya. baik disetiap perjumpaan kami waktu itu, yang saya bisa tebak kamu sudah mulai sedikit suka dengan ilusi si ilusiana. Maaf aku sudah dari dulu.

25 comments:

  1. Haha, gimana enaknya yah, seandainya ada kue dibuat dengan campuran telur Dinosaurus, Mas?, hhehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Telur Dinosaurus yang dimaksud Lusi bukan untuk campuran kue, tapi sebagai bahan/material perekat bangunan benteng yang ada di Banten

      Delete
  2. Pengalamannya pasti berkesan ya mas, ampe ingat begitu detailnya, ^.^
    Semoga ada hikmahnya buat pembaca, makasih banyak. ^.^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hanya fiksi Mas Adam, respon dan manfaat saya kembalikan lagi kepada para pembaca. Terimakasih kunjungannya :)

      Delete
  3. hehehe.. bambu runcing.. bisa jg dibuat lalapan..heheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanan pokok pengganti nasi, setelah tak punya apa-apa lagi untuk dimakan akibat penjajahan yang cukup lama.

      Delete
  4. ijin blogwalking dulu yaa, gak sempet baca semua artikelnya tapi hehe, ntr saya lanjut lagi, sukses selalu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bebas, terimakasih do'a dan kunjungannya :)

      Delete
  5. Bener-bener ilusi -____-" btw kalimat jakarta tapi masih planet bumi kok agak nyinyir ke kota gue yang lagi hot yah? wkwk sial uda gue post juga http://langitayu.blogspot.com/2014/10/ada-apa-dengan-bekasi_10.html

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak maksud nyinyir kota Bekasi seperti para pengguna media sosial lainnya ko, kalimat "Jakarta tapi masih planet bumi" itu saya gunakan untuk menunjukkan masih ada kesempatan Agra berkomunikasi dengan Lusi.

      Delete
  6. keren, tulisan nya rapi! yang semangat ya nulisnya

    ReplyDelete
  7. hanya bisa bilang waw gue bang ;o

    ReplyDelete
  8. Bagus mas. Eh 2005 udah SMU? Gua baru SMP. Tua aja ya itu. hih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak yang masih muda mati duluan, eh :p

      Delete
  9. Ini ceritanya bagus idenya, sayang banget eydnya kurang rapi, ehehe. Semangat, ya. Keep blogging :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya mah manusia, jauh dari kata sempurna dan mersa tidak pantas memakai Ejahan Yang Disempurnakan (EYD). Thanks and keep blogging.

      Delete
  10. buset 2005 udah SMU mas, dan waktu itu emang namanya masih SMU ya? keknya SMK belom adaaaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sebagai Ayam kamu memang jelas-jelas sakit. SMK, SMA, STM dan SMU sama aja, semuanya berada di TENGAH

      Delete
  11. Hai ijin blogwalking ya ;-)
    Ada info lomba blog nih. Klik link di blog ini ya. Makasih :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Gak usah ijin, blognya gak ada yang punya, silahkan nyepam semaunya, klo gak malu. hehehe kalem

      Delete
  12. Replies
    1. Kaya bocah, liat gambarnya doang

      Delete
    2. Woa, saya sudah baca postingnya kok, cuma emang lebih tertarik ke gambarnya. :D

      Delete
  13. Agra bakal jatuh cinta sama Lusi atau tidak yah?

    ReplyDelete