Ikutan kuis lagi ? okeh, karena kuis itu adalah tantangan
dan gue suka sekali dengan tantangan jadi gue memutuskan untuk ikut kuis ini. Terlebih
karena diniatkan sebagai latihan dalam dunia penulisan yang sekarang sudah
mulai mainstream dan didasari ingin menjadi pemenang juga meraih hadiahnya pfft. *gue gak pernah menang
kuis ngeblog apapun, hina sekali.
![]() |
SAATNYA KUIS! Hanya untuk anggota Kancut Keblenger Posting Digital Love versi kamu, berdasarkan pengalaman pribadi Judulnya: Digital Love versi gue Juri: Irvina Lioni Yuniasari Batas pengiriman posting 30 April 2014 Pengumuman pemenang 5 Mei 2014 |
Tapi kegagalan menang kuis tak sehina pengalaman cinta gue di Dunia mantan istri
Ahmad Dhani ini (sebut saja dunia maya perempuan 40 tahun nama disamarkan).
Menurut guru besar Karung Goni, Digital Love muncul ketika
pertamakali saat para digital monster datang ke bumi dengan tujuan menguasai
bumi, lalu muncul pemuda yang gagah perjaka dari sebuah desa ingin
menyelamatkan bumi dari serangan digital monster, namun si pemuda gagal
menyelamatkan bumi, si pemuda terlibat cinta segi tujuh dengan salah satu
digital monter, dan mereka hidup bahagia selamanya. Tamat. *apa’an coba?
Digital Love itu berasal dari dua suku kata, yaitu kata Digital yang berasal
dari kata Digitus, dalam bahasa
Yunani berarti jari jemari.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Digital Love merupakan sebuah perasaan yang
disalurkan lewat 10 jari manusia kepada 10 jari lawan jenisnya sehingga menciptakan 20 jari yang saling berkaitan satu sama lain. Hah, gue yakin kalian lebih bisa menyimpulkan
lebih baik daripada ini.
Biar kalian gak terlalu bingung dan menganggap kesimpulan
gue itu bodoh, gue sendiri mengartikan Digital Love adalah Cinta yang timbul
lewat media digital. Karena cinta itu timbul disaat dua insan atau lebih merasa
nyaman ketika berinteraksi satu sama lain, contohnya keseringan chatting jatuh
cinta, keseringan BBM’an jatuh cinta, keseringan ngelike status facebook jatuh
cinta dan di unfollow akun tweeternya jatuh cinta. *masih ngawur juga.
Okelah lewatkan saja definisi tentang Digital Love, karena
cinta memang sulit diartikan dengan kata-kata. Dan yang terpenting adalah
pengalaman cinta gue didunia maya yang bakal gue ceritain ke semua Kawancut. *emang
penting juga yah ? , lah namanya juga ngikutin tema kuisnya. Yang pasti kisah Digital Love gue berbeda banget, bukan hanya cinta yang tumbuh lewat media sosaia/digital saja, karena ini...
Digital Love Si Karung Goni
Digital Love gue bermula ketika gue masih TK. Jiah,,, anak
TK jatuh cinta. Saat itu gue jatuh cinta sama guru TK gue namanya Ibu Ningsih
(perempuan 23 tahun nama disamarkan). Entah itu perasaan apa yang pasti saat
itu gue seneng banget lihat Ibu Ningsih ketika mengajak semua murid-muridnya
bernyanyi.
“Ayo anak-anak ikutin Ibu yah... Ada kodok,, tek kotek tek
kotek.” Sambil menirukan gaya sapi Ibu Ningsih terlihat seperti Sapi yang cantik sekarang.
Dan semua murid yang masih polos dan bego mengikuti Ibu
Ningsih bernyanyi dengan gayanya masing-masing. Ada yang bernyanyi dengan gaya
pesat terbang, gaya AgnesMo, ada yang pintar dengan benar memakai gaya kodok dan gue sendiri
mengikuti gaya Glenn di vidio klip Kasih Putih. Wajar Kami masih TK.
Setelah jam belajar selesai semua anak-anak dibimbing baca
do’a dan berbaris bersalaman dengan Ibu Ningsih. Dan gue selalu berada diurutan
paling belakang. Entah karena gue ingin bersalaman lebih lama atau hanya ingin
berduaan dengan Ibu Ningsih lebih lama. Jaman gue TK udah ada Modus juga yah.
Sampailah pada giliran gue berpamitan dengan Ibu Ningsih,
teman yang lain lebih dahulu pergi pulang, ada yang dijemput Ibunya, ada yang diculik sindikat penjualan anak, dan ada
yang pergi menghampiri penjual mainan diluar kelas. Dasar anak TK.
“Dani, hati-hati yah pulangnya, bawa mobilnya jangan
ngebut-ngebut.” Pesan dari seorang guru TK yang membuat gue melayang jauh diawan,
dan akhirnya sadar klo gue naek sepedah bukan naek mobil.
“eeu... Iyah Bu.” Setengah gemetar sambil mencium tangannya
yang bau kapur tulis. Hmmm, masih terasa wangi kapur tulis dan debunya yang
saat itu membuat gue bersin-bersin. Mungkin bersin itu adalah tanda cinta yang
mulai masuk dari lubang hidung yang bersentuhan dengankulit tangan Ibu Ningsih.
Cukup lama mencium tangannya sampai akhirnya Dia menyadari ada benda yang
dikalungkan dileher gue. Yaitu Tamagotchi.
Buat yang belum tau Tamagotchi itu (bahasa
Jepang:Tamagotch たまごっち)adalah konsol
permainan yang mudah dibawa. Ini diluncurkan oleh perusahan permainan
Jepang, Bandai,
pada tanggal 23 November tahun 1996 di Jepang. Tamagotchi menjadi begitu viral sehingga masyarakat umumnya tahun 1997. Asal
namanya "telur (bahasa Jepang: tamago たまご)"
dan "jam tangan(bahasa Inggris: watch)".
![]() |
memang bentuk dan warnanya bisa menarik perhatian wanita. sum ft : http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Tamagotchi_0124_ubt.jpeg |
Mainan digital itu menarik perhatian Ibu Ningsih, Dia
memegang penasaran dan gue mencoba melepaskan demgan paksa dari kalungan leher gue dan
saat itu naluri laki-laki gue muncul dengan menunjukkan mainan itu kepada Dia. Entah karena Ningsih yang masih punya sifat keTK-TK’an
atau mainan digital itu sungguh menarik akhirnya kami duduk berdua membahas
mainan itu. Cesss Modus versi kedua berhasil. *ketawa anak iblis.
Lewat wajah manis dan ayunya terlihat rasa ingin tau
bagaimana cara memainkan Tamagotchi pemberian Ayah gue. Dengan gaya sok dewasa gue mengajarkan cara
bermainnya. Kami pun melewatkan waktu lama saat itu, saling tertawa dan saling
jatuh cinta. Alah.
Sebagai murid TK
yang jatuh cinta, gue pun berinisiatif meminjamkan Tamagotchi itu kepada Ibu Ningsih. Padahal gue sendiri lagi seneng-senengnya sama mainan itu, tapi buat cinta gak apa-apalah.*ini bukan modus ketiga,
ini tulus ko.
Dan akhirnya Ibu
Ningsih semakin bahagia setelah tau Tamagotchi itu akan dipinjamkan. Guru
TK ini suka sekali dengan mainan digital bodoh tersebut, dan gue sendiri suka
sekali dengan Ibu guru yang suka mainan bodoh tersebut. Apakah Kami sama-sama
orang bodoh ? entahlah, begitulah cinta yang seketika bisa membuat seseorang
menjadi bodoh dan hilang akal.
Kami pun berpisah
setelah petugas penjaga sekolah marah-marah, “woy,,, udah mau gue tutup nih gerbangnya.” Ningsih pergi
membawa Tamagotchi kesayangan gue, dan gue pergi membawa sepedah
berlawanan arah. Dan gue baru sadar sampai dirumah klo hari ini adalah hari terakhir gue masuk TK,
besok sudah mulai masuk SD untuk melanjutkan cita-cita gue sebagai Dokter. Mampus.
Setelah gue dewasa
sekarang tak pernah sekali pun melihat Ibu Ningsih lagi, pernah saat itu gue nyamperin ke TK lama, sayangnya TK gue udah kena gusuran. Kini entah Dia sudah
menjadi dosen atau menjadi digital monster. Gue gak tau. Rasa cinta dan rasa kehilangan mainan
digital itu tak akan hilang seiring berjalannya waktu. Memang cinta tak mengenal usia, dan tak mengenal media.
Semoga Ningsih bisa tamat
memainkan game digitalnya dan gue tamat kuliahnya. Perasaan gue saat ini.
Selamat jalan cinta
dan mainan digital ku, sampai jumpa diplanet digital monster lain waktu. Seandainya Ningsih tau gimana persaan gue sebenarnya, walaupun cinta Kita beda usia, sudut pandang Kita berbeda, Dia sudah S2 gue masih di TK. Tapi inilah cinta, inilah Digital Love gue, mana digital love Kawancut ?
0 comments:
Post a Comment