Entah kenapa hari pagi gue pengen nulis.
Sementara yang lain
lebih pengen jadi orang kaya, tetangga gue lebih pengen jadi lebih kaya dan
saudara gue gak kalah pengen juga ikut kaya. Semoga tukang bubur masih betah
jadi orang miskin, jika si tukang bubur juga ikut pengen jadi kaya, apalah
artinya sinetron tukang bubur naik haji.
Pertelevisian Indonesia memang sungguh egois dalam membuat
naskah cerita. Mereka fikir hanya tukang bubur saja yang ingin naik haji. Tukang
sate juga ingin naik haji, begitu juga istrinya tukang sate yang sekarang jadi
tukang jamu, sebelumnya sih jualan uduk, tapi gara-gara sudah jarang anak-anak
yang bisa khatam Al-Qur’an, usaha uduk untuk selametan khataman Qur’an
bangkrut. Intinya tukang yang lain selain bubur juga ingin sekali naik haji.
Disuatu pagi yang begitu lapar gue memutuskan memilih bubur
sebagai korban keganasan gue terhadap makanan. Berjalan angkuh menuju tukang
bubur, seharuna tidakseperti itu, karena uang dikantong hanya ada 5.000 rupiah
buakan dollar.
“Mang beli bubur...” mengucap gue dengan santun karena sadar
uang 5.000 tidak pantas untuk disombongkan, begitu pun 5.000 dollar yang tetap
saja tidak pantas disombongkan.
Sibung mengelap mangkok bergambar ayam jago si tukang bubur
sempat menjawab, mungkin sebenarnya Dia menjalankan SOP sebagai tukang bubur.
“Oh, iyah, berapa mangkok ? dibungkus atau makan disini ?”
Gue yang saat itu lagi lucu-lucunya alay-alaynya
sempet mau jawab...”Kepo deh,,, mau tau ajah apa mau ajah tau?” tapi gak jadi
bilang gitu takut dikeplak pake mangkok cap ayam jago. Dan yang pasti gue bukan
alay. Dan bubur pun siap sesuai pesanan.
Sebagai manusia yang gak mau ngerepotin manusia lain, gue
lebih memilih makan dirumah, bubur cukup dibungkus saja. Kasian klo gue makan
bubur disitu, nanti si abang jadi sibuk nyuci bekas gue makan, dan batal
berangkat naik haji. Gue takut dosa karena menghalang-halangi umat untuk beribadah.
Tukang bubur tolong do’akan gue nanti ketika menghadap ka’bah.
Jangan lupa diTwitPic fotonya dan
mantions ke Tweeter gue @SiKarungGoni. Biar semua followers gue tau, masih ada
tukang bubur yang mendo’akan pembelinya ketika naik haji.
Apakah mungkin jika orang kaya yang naik haji seperti tukang
bubur? Gue kira Dia lebih serius berdo’a untuk bisa tambah kaya.
Bubur buatan master tukang bubur itu sudah hampir habis,
sisanya hanya mangkuk dan sendok. Tadinya gue mau makan buburnya pake sumpit,
tapi takut gagal dan frustasi berkepanjangan.
Dari tukang bubur kita harunya bisa belajar makna tentang hidup,
gue sndiri belajar banyak dari si tukang bubur. Kecuali belajar bikin bubur. Mungkin
Dia takut ada saingan.
#DariTukangBubur kita bisa belajar, jka nasi yang terlanjur
jadi bubur harganya bisa lebih mahal dibanding nasi padang serba 7.000.
#DariTukangBubur kita tau niat tulus itu cukup dibuktikan
dengan memberi sarapan orang dipagi hari, karena klo disore hari bukan saapan
namanya.
#DariTukangBubur mangkok cap ayam jago bisa menjadi mangkok
teristimewa. Apalah artinyabubur yang enak tanpa mangkok cap ayam jago. Apalah artinya
hidu tanpa manfaat. Dan apalah artinya kalimat ini sampaisekarang pun gue ga
ngerti.
#DariTukangBubur diciptakanlah bubur, dan jadilah kita
kenyang, dia senang karena dapet uang, kita tenang kaena sudah kenyang.
#DariTukangBubur dari tukang bubur muncullah ide kreatif,
sinetron stripin yang tayang sampai ribuan episode, mungkin jika bukan tukang
bubur yang diangkat dalam cerita tak akan sepanjang itu. Semoga sinetron tukang
bubur masih terus tayang sehingga Emak bisa nonton sambil tiduran diruang tivi.
Selain uang 5.000 tadi gue gak tau lagi cara berterimaksih
kepada tukang bubur. Atas kebaikannya selama ini. Hanya tulisan ini yang mewakilkan semuanya. Semoga seluruh
tukang bubur sedunia, oh maafcukup se asia saja, bisa membaca tulisan ini.
Mereka nanti akan terharu dan rela menikahkan anak gadisnya
yang cantik.
Ah jadi ga pengen jadi tukang bubur.
ReplyDeletejadilah presiden indonesia, agar tukang bubur bisa tersenyum.
DeleteBosan dengan mangkuk beling? Atau Anda ingin ramah lingkungan untuk tidak menggunakan mangkuk plasti? Coba aja menggunakanmangkuk yang terbuat dari kertas milik Greenpack. Cek aja di sini http://www.greenpack.co.id/ . Sangat rekomended digunakan oleh rumah makan ataupun restoran yang ingin branding usahanya.
ReplyDelete