Tujuanku duduk menyendiri di taman itu tidak lebih
hanyalah untuk merenungi beberapa kesalahan yang telah aku buat. Dimana kata
maaf tidak cukup lagi menebus kesalahan itu, ditempat itu aku terus menyesali
perbuatanku ini. Andai ada kata yang bermakna lebih diatas kata ma’af. Tapi ah,
semua itu semakin sulit kutemukan dalam kondisi seperti ini dan membuat diriku
merasa berada dideretan daftar 7 orang paling berdosa versi On The Crot.
“Kau harus mati... kau harus mati...” Teriak sosok itu
sambil mengejarku, mengacungkan sebilah potongan kayu tajam yang siap menghujam
di tubuhku.
“Siapa kau ini?” Tanyaku yang merasa ada sedikit rasa
takut dan penasaran.
“Aku adalah dosamu.” Jawab sosok itu dengan menatap
bengis.
Belum sempat aku memperhatikan dan tau jelas siapa
sebenarnya dia. Yang aku lakukan hanya terus berlari menjahuinya. Kami jadi
saling berkejaran ditengah dinginnya malam, tak mampu aku berteriak meminta
tolong. Lagipula jalanan ini mulai sepi, siapa yang perduli dan siapa yang bisa
dengar.
Andai saja tubuhku lebih kuat dan lebih kekar dibanding
sosok yang mengaku dosaku itu, sudah kulawan dia, akan kuhabisi nyawanya
seperti tragedi kematian ayam peliharaan keluarga Pak Broto yang kulenyapkan
siang tadi.
Pak Broto adalah ayah dari kekasihku, tepatnya mantan
kekasihku Nurmala. Hewan kesayanagan keluarganya habis ditangan orang-orang
suruhanku siang tadi. Tak usah lagi kau menanyakan dosa apa yang kurenungi di
taman tadi. Karena inilah jawabannya, aku seorang pembunuh.
Satu isi kandang hewan peliharaan keluarga Broto mati
dengan cara yang tragis, pembantaian masal yang tersusun rapih tanpa
meninggalkan jejak sedikitpun. Hal itu aku lakukan atas dasar cemburu, patah
hati dan dendam. Bukan atas dasar suka sama suka.
“Nurmala sudah aku jodohkan.” Kata Pak Broto saat itu
“dengan pengusaha muda asal Medan yang lebih jelas masa depannya dibandingkan
dengan Mahasiswa nakal begajulan sepertimu.” Itulah yang membuatku menjadi
dendam dengan keluarga ini. Aku merasa dihina walau hakikatnya diriku ini
memang tercipta dari air hina.
“Tapi Pak Broto, aku sangat sayang dengan Nurmala.”
Sangkalku yang meyakinkan Pak Broto.
“Rasa sayang itu tidak cukup untuk menjamin kehidupan
masa depan anakku.” Jawab Pak Broto yang semakin kesal, “Pergilah, jauhi anakku
mulai sekarang.” Usirnya saat itu. Ditambah lagi ucapan yang samar aku dengar setelah
beranjak pergi keluar “memangnya cukup anakku ini kau beri makan cinta”.
Nurmala sebagai kekasih juga saat itu lebih memilih
menuruti kemauan orang tuanya, hubungan yang aku dan dia jalani selama 2tahun
harus kandas begitu saja menyisakan luka yang sangat mendalam. Menimbulkan
titik-titik perasaan tidak terima dengan keadaan ini yang lalu terangkai
semakin jelas menjadi kebencian.
***
Ditengah pengejaran sosok itu
keadaanku semakin terjepit, kini aku berada dijalan buntu ujung gang lembab dan
gelap. Semakin terpojok dan sudah tidak bisa lagi lari atau berbalik arah.
“Hahaha... mau kemana lagi kau? Serahkan saja nyawamu.”
Geram sosok itu. Matanya tampak berukuran besar, entah tandanya dia sangat
marah atau mungkin bola matanya hampir lepas, aku tak perduli.
Kuhilangakan rasa takut ini, sudah tak berguna lagi terus
berlari menghindarinya. Akan kulawan saja sosok menyeramkan itu, sebagai orang
yang sudah terlanjur dicap sebagai pembunuh sebaiknya melakukan hal ini lagi
untuk menyelamatkan hidupku.
“Kamu yang akan mati orang aneh.” Kataku lantang yang
sekarang mulai berani melawannya.
“Hahaha... dosamu tak akan pernah mati anak muda, kecuali
dengan bertaubat. Maka bertaubatlah kau segera anak muda.”
Aku berkata seraya menyerangnya dengan pukulan “Banyak
bicara kau orang aneh...” namun sosok itu tak bergeming sama sekali, pukulanku
bertubu-tubi kearahnya tak membuat tubuhnya bergeser sedikitpun, kuat sekali
dia.
“Pukul sepuasmu diarah yang kamu mau anak muda, aku
dosamu yang besar dan kuat sesuai apa yang telah kamu kerjakan semasa hidupmu.”
“Lalu apa sebenarnya mau kau orang aneh.” Tanyaku yang
semakin kesal oleh gelak tawa hina sosok tersebut.
Lalu dia menghentikan tawanya dan menatapku lebih tajam
dari sebelumnya, kini aku bisa melihat jelas wajahnya yang ternyata mirip
sekali denganku, hanya saja dia tampak lebih hitam dan kelam. Dari tangan
kirinya dia mengeluarkan paku berkarat yang panas, lalu menusukkan dengan paksa
dibagian lengan kiriku sebanyak 4 kali tusukan.
“Ini untuk dosa pertamamu.” Itu tusukan pertama yang
dibuat sosok itu.
“Argh...” Aku teriak kesakitan.
“Dan ini untuk dosamu yang ke dua.” Lalu tusukan ketiga,
keempat sesuai dengan dosa besar yang dia sebutkan. Hal itu membuatku merasakan
sakit yang teramat perih. Darah segar mengucur dari 4 lubang bekas luka paku
itu. Sosok itu pun menghilang tidak jelas ke arah mana meninggalkanku yang
tersungkur ditanah lembab ujung gang sempit itu sendiri.
Sakit sekali rasanya, aku merasa lengan kiri ini mati
rasa.
***
Hah... aku terbangun jam 3pagi
dengan penuh keringat ketakutan. Mimpi apa tadi itu, sangatlah menakutkan penuh
darah dan dendam. Ini akibatnya jika tidur tanpa mengambil wudhu dan berdo’a
terlebih dahulu mengikuti sunah Rosul. Akhirnya diberikan mimpi yang aneh
seperti ini.
Sedikit melamun beberapa menit untuk mencoba merangkai
ingatan akan mimpi aneh tadi. Apa benar aku ini sudah melakukan dosa besar,
jangankan membunuh hewan peliharaan Pak Broto dan keluarganya, menginjak semut
saja aku tak tega. Mungkin ini adalah peringatan bagiku untuk terus waspada dan
menjauhi segala perbuatan dosa.
Daripada terus mencoba menafsirkan mimpi itu lebih baik
aku bergegas mengambil air wudhu untuk melakukan solat malam. Disetiap malam
yang sepi banyak sekali orang yang rutin menggunakan moment ini untuk
menundukan kesombongan kepada Sang Maha Kuasa.
Tapi sebentar, luka apa ini? Kutemukan ada bekas luka
dilengan kiriku saat menggulung piyama sebelum mengambil air wudhu, bekas
lukanya berjumlah 4 (empat) titik hampir sama letak dan bentuknya juga mirip
sekali dengan tusukan sosok aneh yang ada dimimpiku tadi. Pertanda apa ini
Tuhan? Jujur malam ini aku sangat bingung dan pasrah akan semua kehendak yang
engkau berikan kepadaku.
Jika ini benar pertanda sebuah dosa besar yang pernah aku
alami baik yang sadar atau yang tidak, baik yang kulakukan secara tersembunyi
atau terang-terangan, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja,
terimalah sujud hambamu ini dalam sepertiga malamnya memohon segala ampunan.
***
Ini pagi yang baru, dimana aku
sekarang berangkat kuliah dengan tampilan yang tak seperti biasanya yaitu sudah
tidak lagi memakai t-shirt lengan pendek berwarna hitam kesukaanku. Kali ini,
aku mulai memakai kemeja lengan panjang yang dapat menutupi tanda 4(empat)
titik aneh ditangan kiriku.
“Wes... ada rockstart tobat nih gak pakai kaos metal
lagi.” Sapa Prasetya sahabat kuliahku yang juga seorang anak band.
“Hehehe, Iya nih lagi pengen berpenampilan rapih.”
Jawabku yang menyembunyikan sesuatu yang belum bisa aku jelaskan sekarang
kepadanya.
“Besok jadi yah hadir di lounching album pertama band
gue, jangan lupa jam 8malam di Gor Sultan Ageng Tirtayasa Serang.”
Aku baru ingat setelah Prasetya mengatakan hal tersebut,
nanti malam ada lounching band bergenre black metal yang sudah digawanginya
selama 4tahun. Mau tak mau aku harus datang menghadirinya, karena tidak enak
jika mangkir hadir dalam acara itu. Pras juga seorang musisi lokal yang
mempengaruhi pengetahuanku tentang musik indie Serang Banten.
Sebelum aku mengenal Pras, pengetahuanku tentang Serang
Banten dan atmosfer musik disini sangatlah minim. Pras yang banyak bercerita
tentang ini itu dari mulai sejarah masuknya musik metal di Serang Banten sampai
gaya hidup musisi metal pada umumnya.
Padaku saat
perjumpaan awal dengan Pras dia bercerita tentang Black
metal yang
diawali oleh band Venom pada tahun 1982 lewat album
berjudul Black Metal, lalu diikuti oleh band-band seperti Bathory, Mayhem,
Mercyfull Fate, Hellhammer/Celtic Frost. Semua
band ini dipengaruhi Venom. Band Black metal masih cenderung bermain Thrash metal.
Pada awal 80an sampai 90an, Black metal sangat berkembang di daerah Skandinavia
oleh band di atas tadi. Jenis musik metal ini juga termasuk jenis metal
underground. Black metal mempunyai Sub-genre bernama NSBM, Black metal
Neo-Nazi, dua komunitas tersebut termasuk yang berpengaruh di komunitas
Underground. Sebuah sejarah yang sangat
panjang hingga akhirnya musik ini digandrungi para pemuda dan pemudi Serang
Banten.
Aku pernah baca disebuah situs konterkultur.com
mengenai aliran musik ini, setelah 20 tahunan lebih sejak kemunculan aliran
Black Metal yang identik dengan penghinaan terhadap agama Kristen,
ketidakjelasan konsep trinitas, maupun konsep anak tuhan ala Yahudi, kini
akhirnya muncul juga band Black Metal yang mengarahkan moncong penghinaannya
kepada agama Islam.
Seperti penghinaan yang dilakukan oleh WEAPON, sebuah band black metal asal
Kanada, melalui lagunya berjudul “Remnants of a Burnt Mosque”. Lirik lagunya mengatakan demikian:
“Sudahkah melihat tengkorak-tengkorak di danau Leviathan? Merah saga milik
umat muslim dibakar! Disaat Mohammad menangisi (seperti parasit yang rusak),
(dan) hanya kematian. Membisikkan Allahu akbar. Dari sisa-sisa dari masjid yang
terbakar ini. Sekumpulan wanita terangsang untuk kemuliaan malaikat maut.”
WEAPON dibentuk oleh Vetis Monarch pada awal 2003. Mereka sempat masuk
label terkenal dikalangan metal, RELAPSE RECORDS pada 2011 dan merilis debut
album dibawah label itu.
Penghinaan yang dilakukan oleh band-band black metal semacam WEAPON ini
memang sudah bukan hal aneh di Barat. Karena jumlah orang yang menganut
atheisme disana sangatlah tinggi. Menurut riset, ada 20% penduduk Amerika
adalah atheis. Sedangkan di Perancis, Finland dan Swedia bisa mencapai 25-40%.
Maka dari itu jika di Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan
agama ternyata bermunculan penganut aliran musik black metal yang anti-Tuhan
seperti ini kan konyol? Jangan-jangan mereka salah pilih negara untuk tempat
tinggal.
Aku jadi bingung apakah harus datang ke acara Pras nanti malam atau memilih
tidur saja di rumah, lalu memberikan alasan yang bisa membuatnya mengerti.
Semakin berusaha untuk berbohong dengan Pras menjadikan aku semakin ingat
dengan dosa dan tentunya sosok menyeramkan yang ada di mimpiku semalam.
Haruskah aku mengatakan hal sesungguhnya kepada Pras, bahwa aliran musik
yang sekarang ditekuninya itu sangat berpotensi membawanya kepada gerbang
kesesatan, menjauhi Tuhan dan merusak moralnya. Bukankah dengan membujuk Pras
untuk keluar dari musik black metal adalah salah satu bentuk keabaikan,
setidaknya dengan lebih banyak berbuat baik aku jadi memiliki kesempatan untuk
menghapus dosa seperti apa yang dikatakan sosok aneh dalam mimpiku itu.
“Insya Alloh, Pras nanti diusahakan datang.”
“Ok, ditunggu yah Bro.” Pras pun pamit pergi, sepertinya akan mempersiapkan
segalanya untuk nanti malam. Meninggalkan aku yang sekarang harus mengikuti
mata kuliah pagi ini.
Kamu tau apa yang aku rasakan. Iya aku semakin bingung.
***Naskah ini entah akan jadi buku atau e-book ke-2. Tunggu saja. |
Membunuh hewan peliharaan?
ReplyDeleteYeah.
Semoga ini bisa menjadi novel.
Jika ada kata semoga, sebaiknya langsung disambut kata"AMIN..." :)
Deleteaamiin. :)
DeleteEnakan kalo jadi Novel cetak, Bang. Tapi itu, tanda baca dan EYD-nya mesti diperhatikan lagi. Juga kalimat yang masih kaku, coba diluweskan lagi. Kayak yang ini: "Padaku saat perjumpaan awal dengan Pras dia bercerita..." bisa dicoba ganti dengan "Saat pertama berjumpa, Pras pernah bercerita..." Semoga sukses dengan naskahnya , Bang. *Produktif banget o_o*
ReplyDeleteSiap... Revisi langsung Bro :)
Deletewah, ada kesan-kesan mistis nya ya.
ReplyDeletegoodluck bro, semoga sukses nih naskah nya ya!
biar bisa jadi peneur lusi :)
Mistis, Dramatis, Religis, Cintais, Amis Abiiizzz :D
Deletewaah kok mimipinya menyimpan tanda tanya yang sangat membingungkan ya,,di dalam mimpinya di tusuk 4 kali tapi settelah sadar di tubuh kamu juga ada 4 titik luka,,naskah novelnya bagus,ceritanya juga menarik.Sukses ya :D
ReplyDeleteAda apa dengan 4 (Empat) Titik ? Hehehe kita liat nanti yah Ucu :)
Deletenaskah novelnya bagus,di tunggu ya cerita selanjutnya :D
ReplyDeleteYang Lusi aja tuh udah siap baca :)
DeleteOh ini naskah barunya?
ReplyDeleteGw masih banyak nemuin tanda "*", sama kayak di novel Lusi, btw klo udah rampung jangan lupa email lagi ya.
Iya Bang Yand
DeleteNanti bintangnya direvisi :) nanti gue beresin dulu yak
Kenapa harus dibunuh? :'
ReplyDeleteKarena kamu gak baca dengan benar, jadi tanya deh kenapa.
DeleteSemoga jadi buku beneran ya mas Dan, nggak cuman jadi e-book aja hehe :))
ReplyDeleteKeduanya gak masalah, daripada gak jadi apa-apa
DeleteWiih... misteri nih novelnya. Serem bacanya :D
ReplyDeleteIni masih draft ato gimana?
Misteri dan imajinasi, masih draft yang bikin sedang sibuk
DeleteSubhanallah, Mas Dani produktif banget deh. Baru juga kelar jualan ebook, udah bikin yang baru lagi. Semangat, Mas! :D
ReplyDeleteBukan jualan, tapi berbagi untuk yang mau. Salah satunya kamu. hehe Thanks Dara
Delete