Ilusi si ilusiana, mari
kita panggil saja dia Lusi agar nama ini mewakili kecantikan wajahnya, kecerian
hidupnya dan lembut geraknya. Sepakatlah agar cerita ini terus berlanjut sampai
kamu sadar betapa sangat ingin ku ceritakan tentangnya malam ini, bersama
ingatan yang dikembalikan oleh suasana yang sama persis ketika pertama ku jatuh
cinta kepadanya.
Lusi pergi dari aku
yang kini sadar betapa indahnya saat berdua dengannya. Ini bukan tentang
kesedihan karena ditinggalakan, tapi ini adalah kenangan indah yang ingin
kubagikan bersama.
“Kamu pernah dengar
cerita Si Pengemis Banten, Gra ?”
Bertanya Lusi dengan
suara lembut saat berjalan di jalan sempit dekat tempat wisata sejarah Kerajaan
Banten, banyak pengemis yang meminta uang untuk mereka makan saat itu. Ku jawab
saja tidak pernah agar Lusi lanjut menceritakannya padaku.
“Pengemis itu sekarang
sudah menjadi pengusaha kaya raya loh,”
“Bagaimana bisa ? apa
Pengemis itu dapat undian lotre”
“Bukan, Pengemis itu
selau bermimpi dan berkhayal menjadi pengusaha kuliner.”
“Lalu bagaimana bisa
Pengemis itu mewujudkan mimpinya?”
“Dia membuat komunitas Pengemis
Banten, komunitas tersebut mampu mengumpulkan uang hasil mengemis 5 juta
per-minggu, 2,5% penghasilan mengemis ditabung untuk modal awal membuat
restaurant lesehan khas Serang Banten, namanya Rumah Makan Pengemis.”
Sampai disini aku
teringat memang benar ada rumah makan pengemis disekitar tempat wisata, apa
Lusi sedang bercanda atau mencoba menghubungkan keadaan sekitar dengan
ceritanya sekarang, tapi kuanggap saja ini nyata.
“Oh,
rumah makan yang di pojok jalan itu yah.”
“Iya, dulu semua pengunjung tak
ingin makan disana, takut dikira pengemis, atau mungkin takut makanannya gak
enak, ditambah lagi karena rumah makan tersebut gratis khusus anggota komunitas
pengemis, jam tertentu pengunjung harus berbarengan makan bersama pengemis.”
Lusi
melanjutkan ceritanya.
“Akhirnya Rumah makan itu sempat
bangkrut setelah 1 tahun buka karena sepi pengunjung, kamu tau Aggra apa yang
dilakukan Pengemis itu setelah rumah makannya nyaris tutup.”
“Gak
tau, apa yang dia lakukan Lus?”
“Pengemis
itu kembali bermimpi dan bekhayal segala yang indah tentang masa depannya,
baginya kegagalan adalah ketika tak mampu lagi bermimpi.”
Ditengah obrolan
kulihat Lusi mengeluarkan uang recehan dikantongnya, dan memberikan kepada para
pengemis disisi jalan. Mungkin Lusi sengaja memberikan sumbangan untuk
mewujudkan mimpi para pengemis lain. Menyenangkan berdua dengannya ditempat
ini, menikmati kokohnya bangunan bersejarah dan sejarah rumah makan yang
diceritakan Lusi kepadaku.
“Lanjutkan ceritamu Lus, aku ingin
tau ujungnya seperti apa ?”
“Pengemis itu kembali mengumpulkan
sisa anggota komunitas pengemis Banten, dan membuat konsep rumah makan yang
unik, konsep gembel.”
“Apa itu konsep Gembel, semacam
strategi pemasaran kah ?”
“Betul Gra, si pengemis itu merubah
konsep rumah makan lesehannya, seluruh pegawai diwajibkan memakai pakaian
compang camping ala pengemis, dan nama menu makanan pun dirubah menjadi nama
yang unik.”
“Oh iya, kaya Jus Cepean, Nasi
Goreng Sampah, dan Ayam bakar sisa kemarin khas rumah makan pengemis yang
kemarin kita cicipi itu kan.”
“Iya Gra, jadi rumah makan pengemis
mampu menarik minat pengunjung sampai sekarang lewat differensiasi
marketingnya, pengunjung seolah-olah dibuat seperti makan dari pengemis, bukan
pengemis yang cari makan dari pengunjung wisata. Hebat kan ?”
“hahaha iya Lus, para pengunjung
makan dari pengemis, pengemis yang suka bermimpi dan berkhayal.”
Kita pun larut dalam
tawa cerita Lusi yang sebenarnya sampai sekarang ku ragukan kebenarannya. Andai
Lusi masih disini, mungkin cerita lain yang lebih lucu masih bisa ku ceritan
kepada kalian. Tapi tenag saja, saat itu Lusi bersamaku 6 tahun lamanya. Masih
ada banyak cerita lain yang akan kusampaikan, tentunya dari Ilusiana si
ilusiator termanis yang penah ku kenal.
Bersambung......
lanjutkan ceritanya bro... :p
ReplyDeleteSiap Bro....
Deleteyah tanggung ceritanya...
ReplyDeletebtw itu rmah makan beneran ada?
biar ada kelanjutannya, rumah makannya mungkin masih ada, udah lama gak ke Banten Lama
DeleteNamanya beneran ilusiana? Terus rumah makan itu beneran ada nggak? Kalo belum ada, pengen gue bikin beneran deh. Bagus konsepnya!
ReplyDeleteIlusiana perempuan yang selalu menceritakan ilusinya yang menyenangkan.
DeleteBanyak yang nanya soal rumah makan itu :) itu kan ide si pengemis, kamu harus belajar dari pengemisnya.
Nggak apa. Pengemisnya nyata nggak? Beneran pengen aku buat hehe
DeleteSini, ke Banten, temui para pengemis yang mungkin sama dengan isi cerita ini.
Delete